The Vintage Book : Chapter 2 Note to Myself part 7


THE VINTAGE BOOK
CHAPTER 2
NOTE TO MYSELF
PART 7

     " Seni terlalu indah untuk dilihat," ucap East pada saat itu sembari tepuk tangan untuk dirinya sendiri. wow, East menjadi perempuan yang bijak - ya harus dong. 

     North dan West yang mendengarnya langsung bertepuk tangan. Keras sekali. Terlihat kalau mereka belum ngantuk sama sekali. memangnya mereka makhluk nokturnal? Memangnya mereka kelelawar yang suka bergelantungan? Kapan mereka bergelantungan seperti kelelawar? Memangnya bisa? Seorang Luminosa bisa bergelantungan di pohon? Memangnya mereka monyet? - jika author tidak melanjutkan cerita ini, berarti author sudah tewas diserang bom nuklir oleh mereka berempat.

     " Kalian enggak bisa tidur?," tanya East dengan tersenyum dan ikut tiduran di kasur - berguling-guling kesana kemari. Yah, kalau mereka berdua bisa tidur seharusnya  mereka sudah tidur dari tadi. Inikan masih malam. Sangat malam. Orang lain saja pada tidur. Tapi, mereka memilih untuk menunggu South dan East karena merasa bahwa mereka adalah keluarganya. Yah, keluarga beda ibu, bapak, kakak, adik, nenek, kakek, kecengan *eh. Tapi, mereka memiliki darah yang sama, darah Luminosa. Artinya, mereka bagian dari keluarga besar Luminosa yang ada di negara 9 distrik. Sedangkan, di tempat lain, mereka memiliki keunikan sendiri - banyaaakk sekali, nanti aku jelaskan di chapter 200an ( bohong, jangan dipercaya! ).

     Mereka berdua menganggukan kepalanya masing-masing dan mengambil minuman untuk East - author nyuruh kita ambil minum buat East,"-North dan West. Tidak lupa, mereka membeli makanan di restoran - author laper :(

     " Woy, aku pinjam telgam kamu dulu North!," teriak South sembari asyik mencarikan baju untuk East. North mengangguk angguk. North langsung melemparkan telgamnya pada South dan dengan profesionalnya ia menangkap dengan satu tangan. East yang melihatnya hanya bertepuk tangan dan bersorak-sorak seperti orang gila yang baru dapat hidayah - dari majalah hidayah sepertinya.

     " East, kamu disini dulu ya. Oh iya, cari nama yang bagus ya! Dadah!," ucap North membuka pintu kamar dengan memegang daun pintu dan pintu itu terbuka. East yang melihatnya terkejut. Cari nama yang bagus? Buat apaan? Nama merk makanan?


     Ta..tadi terkunci, aku gak bisa buka. Kenapa dia bisa buka?? Argh misterius!! Mengerikan!! :v," -East. East yang melihatnya hanya diam dan memenuhi pertanyaan di otaknya. Hei, pintunya bagus ya? Ayo East beli,"-saraf-saraf East.

     North dan West pergi berlalu menuruni tangga menuju lantai dua - lantai dua di gedung Eka khusus untuk restoran. Berbagai macam makanan ada disini. Khusus gedung Eka, ada makanan dari negara Atlantis, negara dimana Shelle - teman chatting North - tinggal. Tapi author ga tau juga ya kalau di gedung Dwi ada makanan dari Atlantis atau enggak, tanya para guru yang tinggal di gedung Dwi aja.

     Atlantis adalah sebuah negara yang dipimpin oleh seseorang yang bijaksana. Beliau memiliki tiga anak. Sayangnya, beberapa ratus tahun yang lalu Atlantis dijajah. Karena kemungkinan besar sang penjajah akan menculik ketiga anaknya dan meminta tebusan yang bisa membuat rakyatnya sengsara, pemimpin yang bijaksana tersebut mengirim ketiga anaknya ke negara yang berbeda. Menurut legenda, Sang pemimpin yang arif dan bijaksana tersebut memberikan sebuah batu yang menjadi simbol keabadian bagi masyarakat Atlantis. Batu tersebut berwarna biru. Sebiru lautan Atlantis tanpa ternodai oleh darah orang-orang tak berdosa. Sepertinya si pemimpin fans berat awawk sama yongleg.


     I'm a bed girl
     Bila qau taq pernah buat dosach
     Silahkan hinaku sepuasnyach
     Kalyean semua syucih
     Aqu penuh dosyach
     Penuh dosyach
     Penuh dosyach

     ~tidak ada unsur promosi sekian :'v ~

     Yah, setidaknya author baca di buku yang dibawa East. Menurut East, itu adalah buku yang sangat bagus. Legendanya seperti asli - tapi Atlantis itu memang ada. Jadi?

     " Nih, baju kamu. Warna emas. Persis kaya yang kamu suka. Sama seperti pulpen kesayanganmu itu," ucap South dengan gembira karena menemukan baju yang cocok dengan temannya - mereka sudah seperti keluarga - itu. Warna baju tersebut memang mirip dengan warna pulpennya. Pulpen yang tidak diketahui kapan habisnya itu. Pulpen yang suka menemani buku tua miliknya, mengisi lembaran-lembaran yang akan menjadi saksi kehidupannya.

     East Luminosa kegirangan menerima baju itu. Baju dengan tangan panjang dan rok yang panjang - itu adalah baju yang paling disukai East Luminosa selain dress panjang. Ia langsung ganti baju di sudut kamar - ada ruang ganti kecil disitu, seperti toko baju ya. Lalu, East Luminosa bercermin dan melihat refleksi dirinya.


     Ia melihat matanya dengan mendekatkan matanya ke cermin. Berwarna coklat. Seperti makanan coklat. Mungkin, kalau di bumi, mata tersebut biasa dimiliki oleh orang Asia. Tapi, di negara 9 distrik, mata orang-orang bisa berwarna-warni. Entah karena suntikan atau alami. Tapi, bisa jadi juga mereka dari keluarga bangsawan yang terkenal disini.

     East Luminosa melihat matanya dengan baik-baik. Oh, ternyata benar kata author, mataku seperti berwarna biru merah. Tapi, turunan siapa? 

     " Tuh, bagus banget. Cocok sama kamu. Ibu kamu juga suka warna emas ya?," puji South sekaligus menanyakan tentang Ibunya itu. East menggelengkan kepalanya. Ibunya, Seashelle Dermaga Tiga tidak memasukkan warna emas sebagai warna kesukaan beliau. Mungkin, tidak akan pernah.

     " Ibuku menyukai warna biru. Yah, dan warna hitam. Dan sepertinya aku mulai menyukai warna hitam. Tapi aku masih suka warna emas," jawabnya dengan tertawa. South hanya tertawa dan mulai menanyakan tentang Ibu East. Ia memasang wajah serius di mukanya yang cantik itu.

     " East, Ibu kamu namanya siapa?," tanya South.


     Sebenarnya, saat di asrama tidak pernah diberi tahu nama orang tua siswa yang lain. Karena, itu adalah privasi. Sekolah tidak ingin muridnya membeda-bedakan dengan tingkat derajat. Terkecuali mereka yang suka berkoar-koar sok-sokan keluarga bangsawan. Emang udah takdirnya kali ya, yang dari keluarga kaya suka pamer-pamer? Tapi, bodo amat yakan. Enggak ngasih makan ini. Oke, ini author nyindir atau sarkas atau apaan dah -_-.

     " Nama Ibuku Shelle. Seashelle Dermaga Tiga. Memangnya kenapa?," tanya East dengan bingung. East ingin tahu lebih tentang Ibunya pada Dwistas tapi mengapa teman dekatnya menanyakan hal yang sama pada East?

     South Luminosa yang mendengarnya langsung shock, kaget, dan berteriak-teriak enggak jelas. Fix, dia kerasukan setan kurang belaian. East yang melihatnya hanya berpikir mengapa ia memiliki teman yang lebih miring daripada menara Pisa. Mengapa ia hidup diantara Luminosa yang otaknya geser dan ada bodo-bodo gitu - author, mengapa anda memberiku teman-teman yang sengklek. Seharusnya Luminosa itu berwibawa bagaikan keluarga raja - entahlah, mungkin tidak berlaku untuk squad mereka.

     " Beberapa hari yang lalu, saat kita diliburkan setelah pelajaran Sejarah, aku pergi ke asrama. Sebenarnya, saat aku ke kamar, aku bertemu Dasa dan dia sangat panik. Dia sangat sangat panik. Aku tidak tahu mengapa, jadi aku bertanya padanya.

     Dia bertanya padaku, apakah aku percaya ada orang yang mau membantai Luminosa? Para bangsawan? Sang Hyang?. Aku berkata padanya 'entahlah, aku tidak tahu. Mungkin aku harus percaya kalau ada yang mau membunuhku atau temanku, tapi mereka tidak mungkin bisa mengalahkan Sang Hyang. Mereka sudah meninggal, untuk apa mereka dibunuh'.

     Dasa menjawab ' Tidak, mereka masih hidup. Sang Hyang. 9 Hyang dan pemimpinnya masih hidup. Mereka bukanlah dewa. Tetapi mereka adalah manusia biasa yang membangun 9 distrik dan membantai seluruh gedung hingga di tempat teratas. Mereka menjaga 9 distrik dengan perantara. Mereka adalah manusia yang diajarkan untuk menjadi dewa' begitu katanya.

     Aku sempat tak percaya, tapi ia meyakinkanku dengan memberi buku sihir ini. Dalam buku sihir ini, dikatakan bahwa 9 Hyang itu adalah manusia yang menjadi ‘dewa’. Mereka adalah yang terkuat. Dan mereka menjaga 9 distrik dengan bijaksana.

     Ya, Dasa yang memberiku buku ini. Sebenarnya, ini bukan buku sihir. Tapi ini buku khusus untuk Luminosa. Sang pembawa cahaya di tengah kegelapan. Buku ini mengajarkan cara mengontrol wara untuk Luminosa. Para Luminosa dan para wara itu berbeda. Para wara untuk mereka yang terpilih menjadi para wara, sedangkan para Luminosa adalah anak yang terlahir bertepatan saat bintang jatuh yang membawa cahaya paling terang dari seluruh bintang jatuh yang pernah ada.

     Ada yang aneh enggak?," tanya South pada East. East yang mendengarnya dengan seksama langsung menanyakan hal tersebut. East baru mengerti mengapa pada waktu itu Dasa panik menanyakan dimana South.

     " Darimana Dasa mendapatkan buku Luminosa dan Wara itu? Menurutku, yang memiliki buku ini seharusnya seorang Luminosa atau keturunan Luminosa," tanya East dengan bingung. Untuk apa seorang Dasa yang tidak memiliki gelar Luminosa - gelar Luminosa sangat dihormati di 9 distrik - memiliki buku itu? Ia tidak mungkin bisa melakukan apa yang dilakukan seorang Luminosa. Atau mungkin ia meminjam dari seseorang?

     " Nah, itu, ketika aku menanyakan hal itu, ia hanya menjawab ' biarlah buku itu menjawab' sembari menunjukkan buku ini dan langsung pergi begitu saja. Sebenarnya, buku ini menyimpan rahasia apa? Kenapa Dasa memberikannya padaku?," tanya South dengan kebingungan. East yang mendengarnya juga kebingungan. Aku juga kebingungan sebagai author - kan elu yang bikin cerita
😂 author gebleg, hehe.

     " Entahlah. Tapi yang pasti, aku sudah tahu kalau buku itu dari Dasa. Jujur saja, aku akan membongkar rahasia yang aku tahu.

     Pertama, Dasa memberi tahu North kalau kita semua dalam bahaya. Aku tidak mengerti apa maksudnya, tapi aku akan waspada. Karena, pasti ada orang yang tidak menyukai keberadaan kita.

     Tunggu dulu, beberapa hari yang lalu, kamu bilang aku mengigau saat jam empat pagi kan? Aku mengigau apa?," tanya East dengan tiba-tiba. Tidak mungkin ia mengigau tentang percakapannya dengan Akesh. Menurutnya, itu percakapan terbodoh yang ada di mimpinya. Ia tak ingin mengingatnya.

     " Bunuh.. penguasa langit! Penguasa langit! Dibutakan dengan kegelapan... argh.. bunuh!!," ucap South dengan mencontohkan suara East pada saat itu. East yang mendengarnya merasa kaget - buset, sejak kapan saya seorang Luminosa mengigau hal seperti itu. Padahal, tidak ada Padahal, di mimpinya, ia tidak mengatakan kata-kata tersebut. Lagipula, penguasa langit siapa?

     " Akesh artinya penguasa langitkan? Maksudnya apa? Aku tidak mengerti. Ibuku sering bilang kalau aku suka mengigau tidak jelas. Padahal saat itu aku tidak sedang bermimpi. Dan sekarang terjadi lagi, setelah sekian lama," ucap East dengan memegang kepalanya tanda pusing - makanya lu minum obat, tuh ada b****x di apotek, beli noh di Sarijadi :v.

     " Oh iya, soal Ibumu. Sini deh. Liat chattingan North sama perempuan bernama Shelle," ajaknya melihat-lihat telgam North. Ia menscrolling kebawah mencari chat bernama Shelle dan membuka chatnya. Disitu terlihat banyak sekali percakapan antara North dan Shelle. Tapi, ada yang membuat East kaget.

     " Ia meminta foto kita berempat dan ia menukarnya dengan fotonya yang asli. Awalnya aku kaget ketika North tadi menceritakan itu padaku dan West. Tapi lihatlah!," disitu, wajah Shelle mirip sekali dengan wajah East Luminosa. Tapi, yang membedakannya adalah matanya. 


     Mata Shelle berwarna biru, sedangkan mata East Luminosa berwarna coklat - sebenarnya, kalau dilihat lebih teliti, mata East Luminosa seperti berganti warna, merah dan biru. Seolah-olah mereka bersatu dalam perbedaan. East menyadari hal itu, dan sepertinya teman-temannya tidak sadar.

     " Nama panjang dia siapa?," tanya East dengan terbata-bata. Speechless. Baru kali ini ia melihat seseorang yang sangat mirip wajahnya dengannya selain Ibunya dan Ayahnya sendiri. Dan saudarinya, tentu saja mereka berdua hampir mirip. Tapi, entahlah sekarang. Dia juga hampir mirip dengan Dwistas! Tapi dia baru bertemu sekali dengan Dwistas, jadi itu pasti kebetulan.

     " Seashelle Dermaga Dua. Itu nama dia," jawabnya dengan santai. Jeger! East yang mendengarnya langsung kaget dan sepertinya ia ingin berteriak-teriak seperti South lakukan beberapa menit yang lalu. Fix, giliran East yang kerasukan setan gila bin gebleg. South yang melihatnya sempat tak percaya kalau keturunan Atlantis bisa segila itu. Dia itu kerasukan setan Atlantis ya?,"- South Luminosa.

     " Nama Ibumu Seashelle Dermaga Tiga kan? Seashelle Dermaga Dua adalah keturunan Tuan Zircon Dermaga Tiga, sang pemimpin Atlantis yang beberapa ratus tahun yang lalu mengirimkan anak-anaknya ke negara yang berbeda. Karena Seashelle Dermaga Dua tidak pernah pindah negara, beliau dijemput oleh Ayahnya ke Atlantis.

     Saat ini, ia sedang mencari adiknya. Karena kakaknya sudah ke Atlantis duluan sebelum Shelle. Ia mempercayakan pada North untuk mencarinya semenjak ia dikirimi foto kamu, East Luminosa," ceritanya dengan panjang. Tidak terlalu panjang ya. Tidak menghabiskan 1000 kata sepertinya.

     East Luminosa yang mendengarnya hanya diam dan berpikir. Manusia memiliki 1 wajah yang dimiliki oleh 7 orang, jadi tidak selalu yang wajahnya mirip adalah keluarga. Dan soal Seashelle Dermaga Dua. Namanya mirip dengan Ibunya, Seashelle Dermaga Tiga. Hanya nama belakang yang membedakan, Dua dan Tiga. East tidak tahu Dua dan Tiga itu apa artinya.

     " Tengah malam hingga jam empat pagi ketika kamu mengigau, aku membaca buku kuno itu, yang punyamu. Buku itu berwarna biru, dan mempunyai ciri khas laut. Tanpa kamu sadari, ada tanda tangan Ibumu, di buku itu. Tanda tangan itu diakhiri dengan angka 3. Sedangkan, di bahasa kita, tiga itu tri. Tiga adalah bahasa Indonesia. Seashelle Dermaga Tiga tahu kalau ia terlahir di negara Indonesia. Negara Atlantis yang hilang, sebutan untuk negara Indonesia. Lihat saja bahasa Indonesia yang ia tulis disini," ucapnya dengan mengambil buku East dari tasnya dan membuka halaman demi halaman. Disitu tertulis bahasa yang tidak East mengerti - dan ternyata itu adalah bahasa Indonesia!, tapi author udah tau ya, kan author yang bikin ceritanya :v.

     " Kamu adalah keturunan Atlantis - sepertinya begitu sih. Tapi aku enggak tau juga ya, ini hanya asumsiku saja," ucapnya dengan tertawa konyol. Yah, teori yang belum bisa dibuktikan. Tapi, apa daya hanya author yang tahu sebenarnya, ho ho ho :v.

     " Oke, kedua, tadi pagi ketika aku pergi ke kamar mandi, Akesh dan Dasa ke kamar mandi kan? Nah, sebenarnya, pada saat aku di depan cermin kamar mandi, aku mendengar suara Akesh dan Dasa. Mereka berdua seperti sedang berbicara dengan seseorang. Nah, yang mereka bicarakan adalah kloning. Dasa memberitahuku beberapa hari yang lalu. Mereka seperti senang dan aku tidak mengerti mengapa ekspresi kata-kata mereka tampak bahagia. Lalu, ia bilang, nomor 17 adalah C memang benar, tapi sengaja disalahkan. Aku tidak tahu kenapa, tapi ketika aku akan kembali ke kelas, aku melirik dan melihat Pak Patmata disitu bersama Akesh dan Dasa. Aku langsung lari ketika mereka sudah tak terlihat. Makanya itu aku kaya orang kesurupan," cerita East dengan sangat panjang. 17C. Mungkin itu nama sebuah blok di perumahan. Tapi apakah nomor 17 adalah C itu?.

     " Kamu masih ingat soal nomor 17 tidak?," tanya East kepada South. South mengangguk agak ragu.

     " Kalimat yang termasuk ejaan yang dibenarkan adalah.. bagian C yaitu Lukisan Penguasa Langit dibuat oleh seorang Sarjana Seni. Itu ejaan yang dibenarkan yang benar kan?," tanya South dengan menggebu gebu. Penguasa langit? Akesh? Loh, kenapa Akesh lagi ya? East dan South masih memikirkan keras-keras apa maksud dari Penguasa Langit itu. Akesh dalam Bahasa Sansekerta artinya penguasa langit. Tapi, Akesh tidak terlihat seperti penguasa langit. Ia terlihat seperti anak yang menyebalkan dengan wajah jelek - author berusaha untuk jujur - dan lemah? Mungkin hanya sebuah kebetulan.

     " Apakah Akesh, Dasa, Pak Patmata adalah orang-orang yang memiliki rahasia besar?," tanya East dengan memasang wajah geregetan. Yah, sepertinya akan muncul beribu misteri. Entahlah, hanya author dan Allah yang tahu - author bijak :'V. Mereka menutup misteri malam itu dengan penuh tanya.

     " Oh iya! Hampir lupa! Kamu pilih nama yang bagus untuk jadi nama kamu di dunia Kahyangan. Aku sama North West udah bikin, jadi kita punya akses kemana aja - kecuali gedung Dwi, enak aja lu.," ucapnya mengajak East membuat nama. Ia akan memikirkan dahulu nama yang bagus.

     " Oke, agar saudariku bisa mencariku dengan mudah, aku akan menggunakan nama Tiga Ken Azi Yazah, buatan dia ketika kami berdua masih unyu-unyu," ucap East dengan tertawa. Antara bahagia atau ironis. East Luminosa, perempuan yang suka tersenyum harus kehilangan kakak perempuannya yang entah pergi kemana. Sebenarnya kakak East selalu ada didekatnya, hanya ia tak menyadarinya.

     Ketik East di telgamnya, lalu mengklik setuju dan membuat sebuah file yang mengalir ke tangannya. Kini, ia resmi menjadi Tiga Ken Azi Yazah. Ia adalah salah satu para sisya yang merangkap. Para Luminosa, Para wara, dan Para Ganesa. Tertera bukti tersebut di filenya dan di tangannya. File di tangan disimpan di sidik jari. Ibu jari tentunya!

     Sebenarnya, nama Tiga adalah nama keluarga. Di dunia Kahyangan, nama keluarga atau keturunan, ditaruh di depan. Bukan dibelakang. East hanya tahu kalau nama keluarganya adalah Tiga, mengikuti Ibunya, karena ia perempuan. Bila ia laki-laki, ia mengikuti nama keluarga Ayahnya.

     " Oke Ken Azi Yazah, dari keluarga Tiga, selamat datang di Kahyangan. Dimana kamu bisa menemukan apapun yang kamu inginkan. Tapi ingat, karena kita belum lulus kuliah, " ucap South dengan senyam-senyum. Di part 8 hingga seterusnya, mereka semua akan berganti nama. Jadi, siap-siap pusing.

     Tiba-tiba, ada yang mengetuk pintu. South sempat berteriak dan berkata " Silahkan masuk!". lalu, seseorang itu membuka pintu. East yang melihat wajah perempuan itu kaget.

     " Ibu? kenapa Ibu tau kamarku ada disini?," tanya East sembari memeluk Ibunya. Ibunya memeluk balik dan ada momen bahagia disini. South yang menontonnya membutuhkan empat lembar tisu untuk menghapus air matanya. Tapi, dibalik momen dramatisasinya, ia menyakini bahwa Seashelle Dermaga Dua adalah Kakak dari Seashelle Dermaga Tiga.

     " Ya tahu dong, Ibu pernah kesini sebelumnya," jawab Ibunya sembari mengeluarkan isi tas besar yang dibawanya. disitu terlihat, beliau membawa banyak cemilan dan baju untuk East, dan lain-lain yang pasti akan terlalu banyak untuk disebutkan.

     “ Hmm.. Ibu Seashelle Dermaga Tiga, apa anda punya saudara?,” tanya South tanpa basa-basi. East yang mendengarnya langsung diam. Karena, yang ia tahu, Ibunya menderita amnesia tentang masa kecilnya, jadi beliau lupa.

     “ Iya, Ibu punya saudara, memangnya kenapa..,” ucapannya terputus karena ada dua perempuan yang membuka pintu kamar dan kaget. Terutama North Luminosa.

     “ Seashelle Dermaga Dua?,” ucap North Luminosa dengan mata yang bersinar. Sedangkan West Luminosa, asyik memakan coklat yang ia beli di restoran - yang penting makan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lemon

Selasa, 8 November 2016