Lemon
Ibumu berbohong padamu. Itulah kebenarannya.
Aku sempat tak percaya dengan cerita ini, tapi, bagaimanapun juga, ia tetap teman dekatku. Tidak mungkin ia berbohong padaku. Tapi, mana mungkin juga sih ibuku berbohong padaku?
" Yidia, sekali-sekali percayalah padaku!," ucapnya dengan sungguh. Bisa kulihat dari matanya itu memancarkan kejujuran. Tapi, aku masih ragu.
" aku harus menanyakan langsung pada ibuku! Aku harus menanyainya sekarang!," ucapku sambil meninggalkan Alex yang bengong melihatku menjauh.
Aku tak mungkin dibutakan dari kebenaran itukan? Aku hanya melihat kebenarannya dari sisi yang berbeda. Terkadang, banyak sekali persepsi yang berbeda-beda sehingga membuatku pusing akan hal ini.
Sekarang, aku harus bagaimana? Mempercayai apa yang kulihat, apa yang dikatakan ibuku, atau yang didengarku dari teman dekatku sendiri??
Lebih baik aku menanyakan hal ini pada ibuku. Aku mencarinya di rumah, tentunya. Aku melangkah masuk ke dalam istana kecil kesayanganku itu. Aku membuka pintu yang tingginya hanya beberapa inci saja dari atas kepalaku. Daun pintu itu berpindah tempat dan terbukalah ruangan pertama.
Mencurigakan. Tidak ada orang disini. Apa harus aku geledah seluruh ruangan ini? Dan anehnya, kamarku berbeda tempat ! Biasanya di sebelah sana, tapi kenapa ada disini? Memangnya sejak kapan ruangan bertembok itu bisa berpindah tempat? Mungkin aku hanya lupa.
Oke, ke ruangan sebelahnya.
Aku seperti mendengar sesuatu di dapur. Mungkin ada ibuku?
" haduh! Kenapa selai lemonnya bertebaran kemana-kemana sih? Jadinya aku tak bisa membuat makanan maha enak!," gerutu seseorang. Aku tak mengenal suaranya. Mana mungkin sih ada orang asing di rumahku? Mungkin ayah menyuruhnya untuk bekerja disini.
Dengan penuh pertanyaan, aku melirik ke arah dapur dan melihat sesosok perempuan seperti ibuku. Tapi, dapat dipastikan kalau ia bukan ibuku.
Mungkin karena sadar ada orang di rumah, ia langsung melirik ke belakangnya! Dengan panik aku langsung bersembunyi ke lantai atas. Aku berlari dengan kencang dan menemukan tempat bersembunyi di gudang. Beruntung badanku kecil, jadi aku bisa bersembunyi di balik kardus tak terpakai itu.
Lama-lama aku merasa aneh. Selai lemon itu mengingatkanku pada sesuatu! Ya! Aku jadi ingat sesuatu! Sepertinya ini semua berhubungan dengan kenapa ibuku berbohong padaku.
Langkah kaki itu semakin mendekat ke arah gudang. Terdengar jelas langkah kakinya. Bukannya semakin takut, tapi aku merasa ingin mengerjai orang itu.
Aku menelusuri isi gudang tersebut. Karena tak ada hal berguna untuk iseng-iseng, aku berjalan me pojok ruangan. Hanya ada kardus besar yang bisa menampung 3 kardus yang tadi aku pakai untuk bersembunyi. Kardus itu membuatku penasaran, jadi aku membuka kardus itu.
Awalnya, aku hanya membolonginya dengan pukulan tanganku. Aku bisa melihat sesuatu yang dapat memantulkan sinar. Ada dua benda itu. Sepertinya benda itu bola, tapi aku tak dapat melihatnya dengan jelas. Kupukul lagi semua bagian kardus itu dan alhasil..
" Yidia!,"
Begitulah yang aku dengar setelah kupukul berkali-kali kardus itu. Itu adalah..
" Ibu! Ayah! Kak Francisco!, " ucapku dengan senang. Ternyata mereka ada disini! Bagaimana bisa?
" wanita lemon itu ada dimana Yidia?," tanya kakakku. Aku hanya menjawab dia ada di rumah ini dan ekspresi mereka langsung waspada. Kini aku tau kenapa ibuku berbohong.
Aku langsung menuju kebawah dan menemukan wanita lemon itu. Yah, ia membawa pisau tajam. Untunglah, daripada pisau tumpul. Menyeramkan.
Aku langsung melancarkan serangan padanya dengan satu pukulan di wajahnya dan ia langsung pingsan.
Ayahku langsung menelpon kepolisian setempat dan beberap detik berlalu langsung datang ke tkp.
Setelah kuketahui, ternyata wanita lemon itu mengalami penyakit jiwa dan anehnya suka sekali lemon. Memang aneh sih.
" ia bernama Laursy Emonia. Padahal, dulunya ia aktris terkenal di negara selatan, tapi, karena dibohongi perusahaan rekaman, ia kehilangan semua hartanya. Jadi, gila seperti itu. Soal lemon itu, karena.."
" gara-gara pasta giginya berasa lemon kan? Karena pasta giginya mirip selai, jadinya ia suka selai lemonkan?,"
" bagaimana kamu tau?,"
" gampang, negara kita tidak menjual pasta gigi lemon dan aku melihat wanita tadi memegangi pasta gigi lemon.
Memangnya keluarga kita pernah membeli pasta gigi lemon? Biasanyakan yang pedes itu." Ucapku dengan analisis sesuai pikiranku.
" tapi, bisa sajakan aku iseng membelinya?,"
" aku suka mengoleksi struk pembelanjaan kalian tahu. Tidak ada riwayatnya. Dan juga, aku tau kalau kalian tidak pernah ke pusat perbelanjaan Daffodilaq. Toko berlambang malaikat itu."
" kamu terlalu pintar."
" tapi, kenapa Laursy Emonia ke rumah kita? Kenapa gak ke rumah orang lain?,"
" karena dia tahu kalau kamu bisa memecahkan kasus ini. Yang dia inginkan itu dipenjara di penjara Rickwota. Mungkin, karena fasilitasnya keren."
Yah, itulah percakapanku dengan kakakku. Tapi, masih ada yang janggal. Fasilitas keren itu apa ya?
Komentar
Posting Komentar