The Vintage Book Chapter 2 : Note to Myself part 4

     

THE VINTAGE BOOK
CHAPTER 2
NOTE TO MYSELF
PART 4

     " Oke, apa yang ingin kamu tanyakan padaku, Luminosa?" Tanyanya dengan nada ambigu - dia ini membenciku karena aku Luminosa? Atau aku terlalu cantik? :v
     " bagaimana cara membedakan kloning dan manusia?," tanyaku dengan ingin tahu. Karena, sebenarnya, aku tidak tahu tentang hubungan antara wara dan perasaan. Apakah mereka bersatu, tidak ada kaitannya, atau saling berdampingan?. Terkadang, perasaan tidak selalu benar.
     " setiap makhluk hidup dan tak hidup memiliki wara kan? Nah, kloning dan nonkloning memiliki wara yang berbeda. Manusia memiliki wara alami, sedangkan, kloning memiliki wara yang "tidak alami" memakai tanda kutip, karena 'mereka' dibuat oleh manusia, campur tangan manusia. Meskipun tidak bisa dibedakan secara fisik, kloning bisa dibedakan dari waranya. Kamu tahu wara kan? Seorang Luminosa harus tahu apa itu wara. Dan juga, Sekolah ini memiliki wara yang kuat karena dihuni oleh orang-orang istimewa itu. Namun, sekarang hanyalah wara 'tidak alami'. Mengertikan?," tanyanya dengan menatapku dengan seram. Jujur, dia seperti guru matematika di kelasku.
     Yah, aku sedikit mengerti. Setidaknya aku mengerti. Daripada tidak, sia-sia saja.
     " jika seorang Luminosa tidak bisa mengendalikan wara, mereka harus dibunuh," ucapnya dengan senyum tipis. Apa-apaan itu, seorang Luminosa akan dibunuh kalau tidak bisa mengendalikan wara? Gila. Aku langsung bergidik ngeri dan tidak berkata apa-apa. Aku harus ngomong apa?
     " Karena, Luminosa palsu tidak bisa mengendalikan wara," lanjutnya dengan nyengir. Aku yang sudah panik langsung lega. Karena, aku Luminosa yang asli. Eh, ngapain juga panik? Kan aku bisa sihir -_-
     " Apakah kloning tidak bisa mengendalikan wara?," tanyaku dengan pura-pura tidak tahu. Ia menganggukkan kepalanya dan bertanya balik.
     " Dasa sudah memberitahu padamu ya," ucapnya dengan tersenyum. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
     " Kalian teman dekat ya?," tanyanya dengan sok pede. Ya, kuakui dia memang temanku. Tapi aku baru dekat dengannya beberapa hari yang lalu.
     " Atau kalian pacaran?," tanyanya dengan tertawa. Aku hanya geleng-geleng kepala dan memasang wajah tanda tak suka. Aku tidak mungkin pacaran dengan Southeast Dasa. Karena, menurutku dia menyukai South.
     Dan akhirnya, sampailah kami di hutan dekat Sekolah. Sudah pasti tidak akan ada orang yang melihat kami, karena banyak yang bilang kalau hutan ini berhantu. Bahkan di abad ini masih saja ada orang yang takut hantu.
     " North Biru!," teriak North Dwiana sembari berlari ketempat anak laki-laki berambut putih itu. Dan, ia memeluknya. Apakah mereka pacaran?
     " Hai North Dwiana. Lama tak jumpa ya? Padahal aku sering main ke rumahmu," ucapnya dengan hangat. Seandainya ada seseorang yang seperti itu disampingku, mungkin aku tidak akan merasa kesepian.
     " East Luminosa!," teriak Southeast Dasa sembari melambaikan tangannya padaku. Aku langsung menghampirinya dan ia bertanya padaku.
     " Jadi lu udah ketemu partner gua ya?," tanyanya dengan gua-lu. Yah, daripada manggis orang dengan kata-kata kasar seperti aw aw (?) :v.
     " partner lu? Dwistas Onimul?," tanyaku. Ia mengangguk dan memanggil Dwistas ketempat kami. Hah? Organisasinya membuat partner-partner beginian? Buat apaan? Berdua?
     " Diwstas lebih tua dari kamukan? Kenapa malah perempuan yang lebih tua -_-," tanyaku dengan mengkritik. Biasanyakan, laki-laki yang lebih tua. Supaya melindungi perempuan.
     " Kamu bisa memilih nama sendiri setelah berusia 170 tahun kan? Sedangkan, kita masih berusia lima belas tahun. Kita tidak bisa memilih nama sendiri. Sedangkan, Dwistas bisa. Berarti ia lebih tua dari kita dong," analisisku dengan menggebu-gebu. Ya iyalah, ketika kita menjadi pelajar atau belum berusia 170 tahun, kita belum bisa membuat nama sendiri. Oleh karena itu, nama depan adalah marga turunan orang tua dan nama belakang terserah orang tua. Asalkan, memiliki arti. Harus ada asal-usulnya.
     " kamu pintar. Aku sebenarnya berusia 200 tahun. Tahun depan 201 tahun. Wah, aku masih muda ternyata," ucapnya dengan memujiku. Aku bangga menjadi diri sendiri :'3.
     " Oh iya, sebenarnya, kapan kloning-kloning itu datang lagi? Dan, barang-barangnya kan dibawa ke distrik Utara semuakan? Terus barang-barang disini gimana? Ada penggantinya?," tanyaku dengan bingung. Pemerintah tidak akan curiga apa?
     " tenang, kloningnya sebentar lagi datang. Dan akan ada barang-barang penggantinya," ucap Southeast Dasa sembari menarik tanganku untuk pergi ke tempat yang lapang, luas, dan ditumbuhi rerumputan. Disitu aku melihat ada..
     " PESAWAT!!! KITA AKAN MENAIKI PESAWAT!! HORE!!," teriak North Biru dan North Dwiana berbarengan. Aku hanya ingin mencerna apa yang aku lihat. Pesawat? Gila ini. Baru pertama kali aku menaiki pesawat sebesar ini.
     Kelihatannya, pesawat ini adalah pesawat pribadi. Tapi, punya siapa ya?
     " terima kasih Dasa, tumben kamu baik," ucap Dwistas kepada Dasa dan mengajakku untuk masuk ke dalam pesawat pribadi itu.
     " Wow, aku benar-benar speechless," ucap seorang lelaki yang sedang asik melihat betapa mewahnya isi pesawat ini. Sepertinya, ia saudara dari North Biru karena rambutnya sama-sama putih.
     " Selamat datang di pesawat pribadi Dasa.
Silahkan melihat-lihat dan kalau ada yang lapar, beritahu Dwistas aja ya. Dia pintar memasak," ucapnya dengan bangga. Aku dan yang lain bertepuk tangan dan kulihat ke luar jendela.
     Kami take off dari sini dan akan memulai perjalanan menuju petualangan tak terduga. Dan aku yakin, petualangan selanjutnya akan memberi kejutan gila yang tak kalah serunya.
     Dari kejadian malam ini, mungkin aku akan menyimpulkan bahwa manusia bisa melakukan apapun yang mereka suka. Bahkan, mereka bisa mengalahkan Tuhan. Hanya, mereka tidak akan pernah menang.
     Manusia diberi anugrah oleh Tuhan. Dan aku bersyukur dengan itu.
     Dan disini, aku menemukan teman baru.
     " Hei, sedang nulis apa East?," tanya Dwistas dengan rasa ingin tahu.
     Aku langsung menutup buku harianku dan tersenyum. Mungkin, aku akan menceritakannya nanti.
     " Aku janji,"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lemon

Selasa, 8 November 2016

The Vintage Book : Chapter 2 Note to Myself part 7