The Vintage Book Chapter 2 Note to Myself part 10
" Ah, apa? Kenapa nona Yazah menanyakan itu? Apakah nona Yazah tidak percaya cinta?," tanya Miquel dengan bingung. Yazah membuka pintu kamar dan melihat kalau tidak ada siapa-siapa disana. Miquel yang melihatnya hanya diam menunggu jawaban seorang Ken Azi Yazah ei kei ei East Luminosa ke 4, EL IV. Miquel memperhatikan Yazah dengan seksama.
" Ohh, aku hanya bertanya," jawab Yazah yang sempat kaget karena tidak menemukan kawanan squad-nya. Ia langsung mengeluarkan telgamnya dan asyik menekan layar dengan cepat dan perasaan yang menggebu-gebu (?) Miquel yang melihatnya hanya tertawa sedikit dan diam. Miquel menanyakan pertanyaan yang membuat Yazah dag dig dug.
" Nona Yazah pernah jatuh cinta?," tanya Miquel yang bersandar di dinding luar kamar. Ia dekat dengan Yazah, tetapi dibatasi oleh pintu kamar Yazah. Miquel yang bertanya melihat pada Yazah dan menunggu jawabannya. Yazah melirik pada Miquel dan menghela nafas. Yazah sempat tersentak dengan hal itu tetapi ia menutupinya dengan kepercayaan diri tingkat tinggi.
" Aku belum pernah jatuh cinta, bahkan tidak pernah. Aku biasanya berbohong kalau aku menyukai si A dan menceritakan itu pada si B. Aku ingin tahu berapa lama mereka bisa menyimpan rahasia seperti itu. Ternyata, mereka bukan the secret keeper yang aku cari selama ini.
Mereka tidak menepati janji. Menyebarkan rahasia. Dan aku benci hal itu. Setiap orang yang mengkhianatiku, aku catat baik-baik. Nama, fisik, tempat tinggal, dan lain-lain.
Jadi, kalau kamu berpikir aku ini perempuan baik-baik, gantilah hal itu dengan " Yazah bukan orang baik-baik, ia sungguh mengerikan ". Wow, aku bercerita banyak ya," cerita Yazah dengan menyender ke dinding dan berhadapan dengan Miquel. Ia menunggu balasan dari teman-temannya. Miquel sepertinya akan mulai berhati-hati dengan keturunan Atlantis ini.
Miquel yang mendengarnya tidak percaya. Hey-mana-mungkin-seorang-Luminosa-tidak-pernah-jatuh-cinta itu pembohongan publik :v. Miquel bertanya kenapa dan Yazah hanya menjawab bahwa ia memang tidak pernah menyukai orang. Miquel masih tetap tak percaya dan memutar bola matanya ke kanan. Tapi, ia diam saja. Ia tidak mau berubah menjadi kodok hanya karena menanyakan hal bodoh seperti itu.
" Apakah kamu pernah jatuh cinta, Miquel?," tanya Yazah dengan tersenyum. Ia melangkah ke tempat Miquel dan berdiri di depannya. Ia melihat setiap detail yang ada pada Miquel. Rambutnya berwarna hitam, matanya berwarna hijau, ia berkulit putih - Yazah berkulit eksotis terang (?). Ketika Yazah melihat lurus, ia langsung melihat mata Miquel, ini artinya ia sama tingginya dengan Miquel. Berarti sama-sama pendek dong? - author jahat hehe :v tokoh cerita harus mengikuti kemauan author, tapi ada yang bandel juga sih -,-
Miquel yang melihat Yazah di depannya hanya diam dan memperhatikan Yazah dengan baik-baik. Di depannya sekarang adalah Luminosa, orang yang dihormati seluruh orang di negeri ini. Tapi, ternyata seorang Luminosa sama pendeknya dengan dirinya :v. Sebelum ia bertemu East Luminosa IV secara langsung, ia berpikir kalau EL IV tinggi karena derajatnya tinggi. Hmm.. apa mungkin Yazah derajatnya rendah? - prang! Kepala author dilempari panci saudara-saudara sebangsa setanah air. Tapi, kepala author baik-baik aja tuh :p
" Jika jatuh cinta tanpa alasan, iya, saya baru saja mengalami hal itu," ucapnya dengan tersenyum dan menatap Yazah dengan makna tersirat. Yazah yang melihatnya hanya menatap Miquel dan tersenyum. Wah, seperti apa jatuh cinta itu? - kalau dilihat, mereka seperti pasangan yang sama PENDEKnya. Maaf caps lock jebol.
" Bagaimana rasanya jatuh cinta?," tanya Yazah dengan rasa ingin tahu. Yazah masih membanding-bandingkan tingginya dengan Miquel. Mereka berdua sama tingginya tapi jika diperhatikan baik-baik, Miquel lebih tinggi darinya. Sekarang mereka sama pendeknya. Tahun depan? Bisa saja Miquel jauh lebih tinggi dari Yazah.
" Entahlah, ini baru pertama kalinya saya jatuh cinta. Yang saya rasakan, saya senang dan ingin hidup disampingnya, melindunginya, membuatnya tersenyum, dan lain-lain. Tapi, ia keturunan kerajaan yang sedang dicari-cari saat ini. Tidak mungkin saya yang hanya seorang manusia para nara ini menikahi turunan raja yang kaya raya" jawabnya dengan panjang - tapi enggak ngabisin selembar A4 kenya -,-. Yazah yang mendengarnya terkejut. Wah, kira-kira siapa ya yang dia suka? Pasti cantik sekali. Keturunan Raja lagi. Apa mungkin gadis keturunan Umar itu?
" Wah? Siapa? Aku boleh tahu?," tanya Yazah yang mengambil telgamnya karena ada pesan masuk. Pesan itu dari Kamillareza. Ia mengatakan kalau mereka bertiga sedang ada di perpustakaan, asyik baca buku. Yazah langsung menarik tangan Miquel yang sedang disilangkan dan berlari ke lift.
" Kita mau kemana nona Yazah?," tanya Miquel dengan bingung. Yazah berkata kalau mereka berdua akan pergi ke perpustakaan. Miquel hanya ber-ohh saja dan langsung keluar dari lift. Yah, mereka harus turun lift dulu baru bisa ke perpustakaan.
~
" OHHH, ini perpustakaannya. Besar ya. Lebih besar dari rumahku," celoteh Mazah dengan kagum. Mereka bertiga menginjakkan kaki ke dalam perpustakaan dan menaruh sepatunya di tempat yang seharusnya.
" Eh, East kemana sih? Tadi aku lihat, dia sama cowok. Kayanya lumayan tampan. Siapa sih namanya?," ucap Kartinieza dengan penasaran. Ia masih membayangkan wajah anak polos tersebut dan sepertinya ia menyukai anak itu?
" Tadi dia sama Miquel Jua Raka, setahuku itu namanya. Sepertinya dia pendiam tapi bisa berteman dengan siapapun. Tadi saja ia berkenalan dengan teman sekelas. Menurutku, dia lumayan tampan, tapi dia lebih ke polos dan imut," ucap Kamillareza dengan mengingat-ingat dan menuliskan namanya di daftar nama perpustakaan. Terkadang, pikiran Kamillareza dan Yazah sama.
Perpustakaan tersebut sangat indah karena ada ornamen-ornamen udara yang melambangkan distrik Utara. Selain itu, perpustakaan tersebut berwarna coklat tua seperti vintage atau retro - sebenarnya mirip dengan perpustakaan Sekolah author saat ini, dengan Ibu yang suka jualan oreo goreng, ho ho ho :v
Lalu, perpustakaan ini sangatlah luas. Koleksi bukunya pasti ribuan. Mungkin Kamillareza akan betah berlama-lama disini hanya untuk membaca semua buku yang ada di perpustakaan v(in)tage ini - mereka bertiga menyebutnya begitu.
" Jadi, kita mau ke lorong mana dulu?," tanya Mazah yang asyik berfoto menggunakan telgamnya. Tak lupa ia memfoto ornamen-ornamen tersebut. Ia juga berfoto dengan dua temannya yang lain.
" Coba kita lihat di setiap lorong, siapa tahu nemu yang bermanfaat gitu," celoteh Kartinieza sembari menunjukkan lorong satu per satu dan mulai membantai seluruh lorong buku - maksudnya menjelajahi lorong, heuheu :v
" Hei! Sepertinya kita menemukan yang cocok untuk UAS nanti! Sini deh, lihat lorong ini!," ucap Mazah dengan girang. Ia langsung memasuki lorong tersebut dan mencari ensiklopedia untuk dibaca. Kartinieza dan Kamillareza mengikuti arah perginya Mazah dan ikut melihat-lihat ensiklopedia.
" Aku mau baca tentang agama, karena menurutku pelajaran agama itu mudah," ucap Mazah yang sudah memegangi buku ensiklopedia tentang agama. Bahkan di perpustakaan yang ada di UnderEarth ada pelajaran agama. Sepertinya orang-orang disini toleransinya tinggi.
" South, kau mau baca ensiklopedia apa?," tanya Kartinieza pada teman sebelahnya yang sedang asyik membaca judul-judul buku yang terpampang di depan matanya. Kamillareza hanya mengangkat bahu dan tidak tahu apa yang ingin ia baca.
" Yah, karena aku sangat benci matematika, lebih baik aku mempelajari matematika saja. Aku tidak mau mendapat nilai 70 di raportku. Tahukan, seberapa seramnya Ibuku kalau beliau menemukan nilai merah di raportku. Bisa-bisa aku disuruh belajar matematika setiap hari. Hih, bagiku itu adalah peristiwa terburuk," ucap Kartinieza dengan mengambil buku pelajaran matematika yang materinya sesuai dengan materi di Sekolahnya.
" Apalagi Ibu aku. Mungkin aku sudah tak bernyawa," jawab Kamillareza dengan tertawa. Ia tahu kalau ia pasti masih hidup.
Tinggal dirinya sendiri yang belum mendapat buku untuk dipelajari. Ia memilah-milih buku apa yang mau ia baca. Matematika, agama, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Namun, matanya tertuju dengan buku sejarah yang berwarna-warni. Ada warna merah, dadu, kuning, hijau, biru, dan lain-lain. Tapi, ia memilih satu yang disebelah kiri buku warna hitam. Buku tersebut bertuliskan " Sejarah Negara 9 Distrik". Ia langsung mengambil buku tersebut.
Euh, susah amat ngambilnya, sepertinya terlalu sempit tempatnya. Coba aku tarik lebih kencang.
Sret.. suara buku tersebut bersamaan dengan jatuhnya suatu kertas. Kertas tersebut berwarna hitam, dan terlihat seperti terlipat-lipat. Ia melihat kertas itu dan mengambilnya. Ia menyimpan kertas itu di saku bajunya.
Lalu, ia duduk diantara dua temannya dan mulai membaca buku tersebut. Halaman demi halaman. Ia harus hafal pelajaran itu karena Sejarah adalah pelajaran tersulit menurutnya - yah, kita harus tahu tanggal bulan tahun tepatnya peristiwa tersebut, nama pahlawan, dan lain-lain.
Karena rasa penasarannya tinggi, ia membuka selembar kertas itu dan tertulis suatu kata atau kalimat menggunakan tinta putih. Ia jadi teringat dengan kertas hitam yang diberikan oleh Akesh.
Tiba-tiba ia menyadari kalau kertas hitam itu warnanya sama dengan buku hitam yang ada disebelah buku yang sedang ia pegang. Langsung saja ia mengambil buku hitam tersebut dan membaca covernya. Konspirasi Organisasi Hitam.
Tiba-tiba telgamnya berdering. Ternyata itu Yazah. Ia menanyakan dimana mereka berada. Langsung saja Kamillareza jawab dan memberi tahu.
" Hei, East mau kesini," ucap Kamillareza pada dua temannya.
" Ohh, East mau kesini. Emang dia berani gitu sendiri?," tanya Kartinieza pada Kamillareza. Mazah hanya ikut-ikutan mendengar dan membaca buku ensiklopedia untuk UAS nanti - emang ada ensiklopedia buat UAS gitu kenya? :v.
" Ohh, dia enggak kesini sendiri. Dia sama Miquel kesini. Enggak mungkinkan, Miquel ninggalin Yazah yang belum bertemu kita. Enak aja tuh anak tak bertanggung jawab," jawab Kamillareza yang melanjutkan membaca bukunya. Kali ini, ia tidak membaca buku mengendalikan wara. Kartinieza yang penasaran dengan buku yang dibaca Kamillareza pun bertanya.
" Kok kayanya seru banget sih bacanya? Baca tentang apa sih?," Kamillareza yang mendengarnya hanya menunjukkan tulisan di halaman depan buku tersebut. Konspirasi Organisasi Hitam, judul buku tersebut.
" Konspirasi organisasi hitam? Apaan tuh? Aku baru tahu soal konspirasi organisasi hitam. Sejenis Illuminati Freemasonry gitu ga?," tanyanya dengan bingung. Kartinieza baru pertama kali mendengar itu. Mungkin, karena mereka baru pertama kali ke perpustakaan tersebut, mereka tidak tahu organisasi hitam.
Menurut orang-orang, organisasi hitam itu seperti illuminati dan freemasonry. Ada yang mempercayai bahwa mereka ada, dan ada yang tidak mempercayai bahwa organisasi hitam itu ada. Memang masih menjadi misteri, tapi banyak teori konspirasi yang menyebutkan kalau organisasi hitam itu "ada". Author ora urus :p
Namun, di abad ke 31 ini, mana mungkin ada orang yang mempercayai hal seperti itu. Hal tersebut susah dibuktikan. Karena, simbol organisasi hitam mirip dengan simbol yang sering dipakai di zaman sekarang. Sama seperti illuminati freemason gitu sih.. Jadi, kemungkinan ada pihak yang memang OH, ada juga yang bukan OH.
Kamillareza mengangguk dan merasa kalau ia juga tidak tahu apa-apa tentang organisasi hitam. Tidak ada yang tahu apa nama asli organisasi hitam tersebut. Orang-orang biasanya menyebut OH, singkatan organisasi hitam. Mungkin sama seperti freemason dan illuminati ? Tapi teori konspirasinya seru tau - author jangan terus-terusan muncul ih, inikan cerita kami, bukan cerita author -,- ,"-Yazah. Yah, maafin aku :(
" Tapi, yang aku ketahui dari sini, anggota organisasi hitam banyak dan mereka tersebar di seluruh penjuru dunia. Rata-rata mereka orang-orang yang terpilih. Mereka harus melalui sebuah ujian. Entahlah, ujian apa. Aku tidak tahu. Tapi, yang pasti, pendiri OH adalah Duryodana.
Menurut buku ini, tujuan Duryodana membuat organisasi hitam untuk membunuh Sang Hyang, Umar, keluarga raja atau keturunan kaum elit, dan..," Kamillareza kaget dan membuat Kartinieza kaget juga.
" Para Luminosa?!!," teriak Mazah dengan tiba-tiba. Ups, sepertinya suara Mazah terlalu keras, jadi petugas perpustakaan menegurnya.
" Jangan berisik, ini bukan diskotik, West Luminosa IV!!," ucap petugas perpustakaan dengan mata yang menyeramkan. Mazah yang merasa sangat bersalah meminta maaf dan petugas perpustakaan memaafkannya.
Petugas itu melirik buku yang dipegang Kamillareza dan menanyakan tentang buku itu.
" Hei, South Luminosa, darimana kamu mendapatkan buku itu?," tanyanya dengan melirik buku berwarna hitam tersebut. Kamillareza menunjuk kedepan dan melirik petugas perpustakaan tersebut.
" Hei, kamu bisa lebih sopan sedikit tidak?," tanya petugas perpustakaan itu dengan mengomel dan bergumam tidak jelas.
Kamillareza yang mendengarnya langsung menatap tajam petugas perpustakaan tersebut dan timbul niatnya untuk menyerangnya dengan satu atom. Dia benar-benar merasa jengkel saat itu.
" Maafkan temanku ini, dia kalau sedang asyik membaca buku tidak ingin diganggu dengan hal-hal bodoh. Kalau anda mengganggu lagi, mungkin perpustakaan ini akan hancur olehnya. Jadi maafkanlah temanku ini," ucap Mazah dengan sopan dan melanjutkan foto selfie dengan buku yang sedang ia baca.
Petugas perpustakaan tersebut hanya " ya ya ya, saya maafkan, tapi jangan ulangi tindakan tak sopan itu," dan pergi meninggalkan mereka bertiga. Kartinieza yang melihatnya hanya melongo tak percaya kalau Kamillareza bisa sejengkel itu. Tapi, dia bangga karena Mazah bisa membuat kalimat sarkasme.
" Hei," ucap Kamillareza dengan suara yang serak. Kartinieza dan Mazah bertanya kenapa.
" Tidakkah kalian sadar kalau baju petugas perpustakaan tadi seperti simbol yang ada di buku ini?," tanya Kamillareza dengan menunjukkan suatu gambar yang ada di kertas tersebut. Kartinieza berebut buku tersebut dengan Mazah.
" Hei! Aku mau lihat dulu apa simbolnya!,"
" Ih! Aku dulu!! Akukan yang mengusir petugas perpustakaan itu!!,"
" Tapi kan aku ikut baca duluan!,"
" Tapi aku yang bela Kamillareza!,"
" Woy!! Kalian lagi ngapain sih?," tanya seorang perempuan yang datang bersama pria yang polos dan imut - Akesh dan Dasa mah lewat!
" Kalian seperti anak kecil yang berebut mainan deh. Coba aku lihat bukunya," ambil perempuan itu dan ia mulai membaca isinya. Ia kaget ketika melihat isinya.
" Bukankah ini lambang yang ada di baju petugas perpustakaan yang disana? Yang sudah tua, memakai kacamata, dan lipstik berwarna merah darah itu? Apakah ia anggota OH?," tanyanya dengan tak sadar menunjuk petugas perpustakaan itu.
Mereka bertiga yang melihat kedatangan mereka berdua langsung bengong. Mereka langsung mengangguk anggukan kepalanya dan seperti terhipnotis.
" Woy, kalian kenapa?," tanya perempuan itu dengan bingung. Apakah mereka kerasukan setan?
" Jadi kamu Miquel?," tanya Kartinieza dengan bengong dan berbinar-binar. Ia terlalu polos untukku,"-Kartinieza.
" Kalian enggak ngapa-ngapain kan di kamar?," tanya Kamillareza dengan nyengir. Yazah yang mendengarnya langsung mengatakan, " ku pecahkan kepalamu jika perlu ". Dia memang menyeramkan.
" Ohh, enggak. Hal itu akan membuat kami berdua dosa. Dan saya tidak mungkin melakukan hal itu pada seorang Luminosa," jawab Miquel dengan sopan. Kartinieza yang melihatnya tambah meleleh - ini anak kenapa sih.
" Kalian ngapain baca buku ini?," tanya Yazah dengan menunjukkan cover buku tersebut. Miquel ikut melihat covernya dan sempat terkejut sedikit.
" Ada apa Miquel?," tanya Yazah dengan meliriknya. " Tidak, tidak apa apa nona Yazah," ucapnya dengan bergetar. Bohong. Dia berbohong. Matanya berbohong. Dia pasti tahu sesuatu tentang ini.
Miquel membisikkan sesuatu di telinga Yazah. " Saya akan beritahu hal itu nanti,". Yazah yang mendengarnya hanya tersenyum dan melanjutkan membaca isi buku tersebut.
" Ohh, aku hanya bertanya," jawab Yazah yang sempat kaget karena tidak menemukan kawanan squad-nya. Ia langsung mengeluarkan telgamnya dan asyik menekan layar dengan cepat dan perasaan yang menggebu-gebu (?) Miquel yang melihatnya hanya tertawa sedikit dan diam. Miquel menanyakan pertanyaan yang membuat Yazah dag dig dug.
" Nona Yazah pernah jatuh cinta?," tanya Miquel yang bersandar di dinding luar kamar. Ia dekat dengan Yazah, tetapi dibatasi oleh pintu kamar Yazah. Miquel yang bertanya melihat pada Yazah dan menunggu jawabannya. Yazah melirik pada Miquel dan menghela nafas. Yazah sempat tersentak dengan hal itu tetapi ia menutupinya dengan kepercayaan diri tingkat tinggi.
" Aku belum pernah jatuh cinta, bahkan tidak pernah. Aku biasanya berbohong kalau aku menyukai si A dan menceritakan itu pada si B. Aku ingin tahu berapa lama mereka bisa menyimpan rahasia seperti itu. Ternyata, mereka bukan the secret keeper yang aku cari selama ini.
Mereka tidak menepati janji. Menyebarkan rahasia. Dan aku benci hal itu. Setiap orang yang mengkhianatiku, aku catat baik-baik. Nama, fisik, tempat tinggal, dan lain-lain.
Jadi, kalau kamu berpikir aku ini perempuan baik-baik, gantilah hal itu dengan " Yazah bukan orang baik-baik, ia sungguh mengerikan ". Wow, aku bercerita banyak ya," cerita Yazah dengan menyender ke dinding dan berhadapan dengan Miquel. Ia menunggu balasan dari teman-temannya. Miquel sepertinya akan mulai berhati-hati dengan keturunan Atlantis ini.
Miquel yang mendengarnya tidak percaya. Hey-mana-mungkin-seorang-Luminosa-tidak-pernah-jatuh-cinta itu pembohongan publik :v. Miquel bertanya kenapa dan Yazah hanya menjawab bahwa ia memang tidak pernah menyukai orang. Miquel masih tetap tak percaya dan memutar bola matanya ke kanan. Tapi, ia diam saja. Ia tidak mau berubah menjadi kodok hanya karena menanyakan hal bodoh seperti itu.
" Apakah kamu pernah jatuh cinta, Miquel?," tanya Yazah dengan tersenyum. Ia melangkah ke tempat Miquel dan berdiri di depannya. Ia melihat setiap detail yang ada pada Miquel. Rambutnya berwarna hitam, matanya berwarna hijau, ia berkulit putih - Yazah berkulit eksotis terang (?). Ketika Yazah melihat lurus, ia langsung melihat mata Miquel, ini artinya ia sama tingginya dengan Miquel. Berarti sama-sama pendek dong? - author jahat hehe :v tokoh cerita harus mengikuti kemauan author, tapi ada yang bandel juga sih -,-
Miquel yang melihat Yazah di depannya hanya diam dan memperhatikan Yazah dengan baik-baik. Di depannya sekarang adalah Luminosa, orang yang dihormati seluruh orang di negeri ini. Tapi, ternyata seorang Luminosa sama pendeknya dengan dirinya :v. Sebelum ia bertemu East Luminosa IV secara langsung, ia berpikir kalau EL IV tinggi karena derajatnya tinggi. Hmm.. apa mungkin Yazah derajatnya rendah? - prang! Kepala author dilempari panci saudara-saudara sebangsa setanah air. Tapi, kepala author baik-baik aja tuh :p
" Jika jatuh cinta tanpa alasan, iya, saya baru saja mengalami hal itu," ucapnya dengan tersenyum dan menatap Yazah dengan makna tersirat. Yazah yang melihatnya hanya menatap Miquel dan tersenyum. Wah, seperti apa jatuh cinta itu? - kalau dilihat, mereka seperti pasangan yang sama PENDEKnya. Maaf caps lock jebol.
" Bagaimana rasanya jatuh cinta?," tanya Yazah dengan rasa ingin tahu. Yazah masih membanding-bandingkan tingginya dengan Miquel. Mereka berdua sama tingginya tapi jika diperhatikan baik-baik, Miquel lebih tinggi darinya. Sekarang mereka sama pendeknya. Tahun depan? Bisa saja Miquel jauh lebih tinggi dari Yazah.
" Entahlah, ini baru pertama kalinya saya jatuh cinta. Yang saya rasakan, saya senang dan ingin hidup disampingnya, melindunginya, membuatnya tersenyum, dan lain-lain. Tapi, ia keturunan kerajaan yang sedang dicari-cari saat ini. Tidak mungkin saya yang hanya seorang manusia para nara ini menikahi turunan raja yang kaya raya" jawabnya dengan panjang - tapi enggak ngabisin selembar A4 kenya -,-. Yazah yang mendengarnya terkejut. Wah, kira-kira siapa ya yang dia suka? Pasti cantik sekali. Keturunan Raja lagi. Apa mungkin gadis keturunan Umar itu?
" Wah? Siapa? Aku boleh tahu?," tanya Yazah yang mengambil telgamnya karena ada pesan masuk. Pesan itu dari Kamillareza. Ia mengatakan kalau mereka bertiga sedang ada di perpustakaan, asyik baca buku. Yazah langsung menarik tangan Miquel yang sedang disilangkan dan berlari ke lift.
" Kita mau kemana nona Yazah?," tanya Miquel dengan bingung. Yazah berkata kalau mereka berdua akan pergi ke perpustakaan. Miquel hanya ber-ohh saja dan langsung keluar dari lift. Yah, mereka harus turun lift dulu baru bisa ke perpustakaan.
~
" OHHH, ini perpustakaannya. Besar ya. Lebih besar dari rumahku," celoteh Mazah dengan kagum. Mereka bertiga menginjakkan kaki ke dalam perpustakaan dan menaruh sepatunya di tempat yang seharusnya.
" Eh, East kemana sih? Tadi aku lihat, dia sama cowok. Kayanya lumayan tampan. Siapa sih namanya?," ucap Kartinieza dengan penasaran. Ia masih membayangkan wajah anak polos tersebut dan sepertinya ia menyukai anak itu?
" Tadi dia sama Miquel Jua Raka, setahuku itu namanya. Sepertinya dia pendiam tapi bisa berteman dengan siapapun. Tadi saja ia berkenalan dengan teman sekelas. Menurutku, dia lumayan tampan, tapi dia lebih ke polos dan imut," ucap Kamillareza dengan mengingat-ingat dan menuliskan namanya di daftar nama perpustakaan. Terkadang, pikiran Kamillareza dan Yazah sama.
Perpustakaan tersebut sangat indah karena ada ornamen-ornamen udara yang melambangkan distrik Utara. Selain itu, perpustakaan tersebut berwarna coklat tua seperti vintage atau retro - sebenarnya mirip dengan perpustakaan Sekolah author saat ini, dengan Ibu yang suka jualan oreo goreng, ho ho ho :v
Lalu, perpustakaan ini sangatlah luas. Koleksi bukunya pasti ribuan. Mungkin Kamillareza akan betah berlama-lama disini hanya untuk membaca semua buku yang ada di perpustakaan v(in)tage ini - mereka bertiga menyebutnya begitu.
" Jadi, kita mau ke lorong mana dulu?," tanya Mazah yang asyik berfoto menggunakan telgamnya. Tak lupa ia memfoto ornamen-ornamen tersebut. Ia juga berfoto dengan dua temannya yang lain.
" Coba kita lihat di setiap lorong, siapa tahu nemu yang bermanfaat gitu," celoteh Kartinieza sembari menunjukkan lorong satu per satu dan mulai membantai seluruh lorong buku - maksudnya menjelajahi lorong, heuheu :v
" Hei! Sepertinya kita menemukan yang cocok untuk UAS nanti! Sini deh, lihat lorong ini!," ucap Mazah dengan girang. Ia langsung memasuki lorong tersebut dan mencari ensiklopedia untuk dibaca. Kartinieza dan Kamillareza mengikuti arah perginya Mazah dan ikut melihat-lihat ensiklopedia.
" Aku mau baca tentang agama, karena menurutku pelajaran agama itu mudah," ucap Mazah yang sudah memegangi buku ensiklopedia tentang agama. Bahkan di perpustakaan yang ada di UnderEarth ada pelajaran agama. Sepertinya orang-orang disini toleransinya tinggi.
" South, kau mau baca ensiklopedia apa?," tanya Kartinieza pada teman sebelahnya yang sedang asyik membaca judul-judul buku yang terpampang di depan matanya. Kamillareza hanya mengangkat bahu dan tidak tahu apa yang ingin ia baca.
" Yah, karena aku sangat benci matematika, lebih baik aku mempelajari matematika saja. Aku tidak mau mendapat nilai 70 di raportku. Tahukan, seberapa seramnya Ibuku kalau beliau menemukan nilai merah di raportku. Bisa-bisa aku disuruh belajar matematika setiap hari. Hih, bagiku itu adalah peristiwa terburuk," ucap Kartinieza dengan mengambil buku pelajaran matematika yang materinya sesuai dengan materi di Sekolahnya.
" Apalagi Ibu aku. Mungkin aku sudah tak bernyawa," jawab Kamillareza dengan tertawa. Ia tahu kalau ia pasti masih hidup.
Tinggal dirinya sendiri yang belum mendapat buku untuk dipelajari. Ia memilah-milih buku apa yang mau ia baca. Matematika, agama, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Namun, matanya tertuju dengan buku sejarah yang berwarna-warni. Ada warna merah, dadu, kuning, hijau, biru, dan lain-lain. Tapi, ia memilih satu yang disebelah kiri buku warna hitam. Buku tersebut bertuliskan " Sejarah Negara 9 Distrik". Ia langsung mengambil buku tersebut.
Euh, susah amat ngambilnya, sepertinya terlalu sempit tempatnya. Coba aku tarik lebih kencang.
Sret.. suara buku tersebut bersamaan dengan jatuhnya suatu kertas. Kertas tersebut berwarna hitam, dan terlihat seperti terlipat-lipat. Ia melihat kertas itu dan mengambilnya. Ia menyimpan kertas itu di saku bajunya.
Lalu, ia duduk diantara dua temannya dan mulai membaca buku tersebut. Halaman demi halaman. Ia harus hafal pelajaran itu karena Sejarah adalah pelajaran tersulit menurutnya - yah, kita harus tahu tanggal bulan tahun tepatnya peristiwa tersebut, nama pahlawan, dan lain-lain.
Karena rasa penasarannya tinggi, ia membuka selembar kertas itu dan tertulis suatu kata atau kalimat menggunakan tinta putih. Ia jadi teringat dengan kertas hitam yang diberikan oleh Akesh.
Tiba-tiba ia menyadari kalau kertas hitam itu warnanya sama dengan buku hitam yang ada disebelah buku yang sedang ia pegang. Langsung saja ia mengambil buku hitam tersebut dan membaca covernya. Konspirasi Organisasi Hitam.
Tiba-tiba telgamnya berdering. Ternyata itu Yazah. Ia menanyakan dimana mereka berada. Langsung saja Kamillareza jawab dan memberi tahu.
" Hei, East mau kesini," ucap Kamillareza pada dua temannya.
" Ohh, East mau kesini. Emang dia berani gitu sendiri?," tanya Kartinieza pada Kamillareza. Mazah hanya ikut-ikutan mendengar dan membaca buku ensiklopedia untuk UAS nanti - emang ada ensiklopedia buat UAS gitu kenya? :v.
" Ohh, dia enggak kesini sendiri. Dia sama Miquel kesini. Enggak mungkinkan, Miquel ninggalin Yazah yang belum bertemu kita. Enak aja tuh anak tak bertanggung jawab," jawab Kamillareza yang melanjutkan membaca bukunya. Kali ini, ia tidak membaca buku mengendalikan wara. Kartinieza yang penasaran dengan buku yang dibaca Kamillareza pun bertanya.
" Kok kayanya seru banget sih bacanya? Baca tentang apa sih?," Kamillareza yang mendengarnya hanya menunjukkan tulisan di halaman depan buku tersebut. Konspirasi Organisasi Hitam, judul buku tersebut.
" Konspirasi organisasi hitam? Apaan tuh? Aku baru tahu soal konspirasi organisasi hitam. Sejenis Illuminati Freemasonry gitu ga?," tanyanya dengan bingung. Kartinieza baru pertama kali mendengar itu. Mungkin, karena mereka baru pertama kali ke perpustakaan tersebut, mereka tidak tahu organisasi hitam.
Menurut orang-orang, organisasi hitam itu seperti illuminati dan freemasonry. Ada yang mempercayai bahwa mereka ada, dan ada yang tidak mempercayai bahwa organisasi hitam itu ada. Memang masih menjadi misteri, tapi banyak teori konspirasi yang menyebutkan kalau organisasi hitam itu "ada". Author ora urus :p
Namun, di abad ke 31 ini, mana mungkin ada orang yang mempercayai hal seperti itu. Hal tersebut susah dibuktikan. Karena, simbol organisasi hitam mirip dengan simbol yang sering dipakai di zaman sekarang. Sama seperti illuminati freemason gitu sih.. Jadi, kemungkinan ada pihak yang memang OH, ada juga yang bukan OH.
Kamillareza mengangguk dan merasa kalau ia juga tidak tahu apa-apa tentang organisasi hitam. Tidak ada yang tahu apa nama asli organisasi hitam tersebut. Orang-orang biasanya menyebut OH, singkatan organisasi hitam. Mungkin sama seperti freemason dan illuminati ? Tapi teori konspirasinya seru tau - author jangan terus-terusan muncul ih, inikan cerita kami, bukan cerita author -,- ,"-Yazah. Yah, maafin aku :(
" Tapi, yang aku ketahui dari sini, anggota organisasi hitam banyak dan mereka tersebar di seluruh penjuru dunia. Rata-rata mereka orang-orang yang terpilih. Mereka harus melalui sebuah ujian. Entahlah, ujian apa. Aku tidak tahu. Tapi, yang pasti, pendiri OH adalah Duryodana.
Menurut buku ini, tujuan Duryodana membuat organisasi hitam untuk membunuh Sang Hyang, Umar, keluarga raja atau keturunan kaum elit, dan..," Kamillareza kaget dan membuat Kartinieza kaget juga.
" Para Luminosa?!!," teriak Mazah dengan tiba-tiba. Ups, sepertinya suara Mazah terlalu keras, jadi petugas perpustakaan menegurnya.
" Jangan berisik, ini bukan diskotik, West Luminosa IV!!," ucap petugas perpustakaan dengan mata yang menyeramkan. Mazah yang merasa sangat bersalah meminta maaf dan petugas perpustakaan memaafkannya.
Petugas itu melirik buku yang dipegang Kamillareza dan menanyakan tentang buku itu.
" Hei, South Luminosa, darimana kamu mendapatkan buku itu?," tanyanya dengan melirik buku berwarna hitam tersebut. Kamillareza menunjuk kedepan dan melirik petugas perpustakaan tersebut.
" Hei, kamu bisa lebih sopan sedikit tidak?," tanya petugas perpustakaan itu dengan mengomel dan bergumam tidak jelas.
Kamillareza yang mendengarnya langsung menatap tajam petugas perpustakaan tersebut dan timbul niatnya untuk menyerangnya dengan satu atom. Dia benar-benar merasa jengkel saat itu.
" Maafkan temanku ini, dia kalau sedang asyik membaca buku tidak ingin diganggu dengan hal-hal bodoh. Kalau anda mengganggu lagi, mungkin perpustakaan ini akan hancur olehnya. Jadi maafkanlah temanku ini," ucap Mazah dengan sopan dan melanjutkan foto selfie dengan buku yang sedang ia baca.
Petugas perpustakaan tersebut hanya " ya ya ya, saya maafkan, tapi jangan ulangi tindakan tak sopan itu," dan pergi meninggalkan mereka bertiga. Kartinieza yang melihatnya hanya melongo tak percaya kalau Kamillareza bisa sejengkel itu. Tapi, dia bangga karena Mazah bisa membuat kalimat sarkasme.
" Hei," ucap Kamillareza dengan suara yang serak. Kartinieza dan Mazah bertanya kenapa.
" Tidakkah kalian sadar kalau baju petugas perpustakaan tadi seperti simbol yang ada di buku ini?," tanya Kamillareza dengan menunjukkan suatu gambar yang ada di kertas tersebut. Kartinieza berebut buku tersebut dengan Mazah.
" Hei! Aku mau lihat dulu apa simbolnya!,"
" Ih! Aku dulu!! Akukan yang mengusir petugas perpustakaan itu!!,"
" Tapi kan aku ikut baca duluan!,"
" Tapi aku yang bela Kamillareza!,"
" Woy!! Kalian lagi ngapain sih?," tanya seorang perempuan yang datang bersama pria yang polos dan imut - Akesh dan Dasa mah lewat!
" Kalian seperti anak kecil yang berebut mainan deh. Coba aku lihat bukunya," ambil perempuan itu dan ia mulai membaca isinya. Ia kaget ketika melihat isinya.
" Bukankah ini lambang yang ada di baju petugas perpustakaan yang disana? Yang sudah tua, memakai kacamata, dan lipstik berwarna merah darah itu? Apakah ia anggota OH?," tanyanya dengan tak sadar menunjuk petugas perpustakaan itu.
Mereka bertiga yang melihat kedatangan mereka berdua langsung bengong. Mereka langsung mengangguk anggukan kepalanya dan seperti terhipnotis.
" Woy, kalian kenapa?," tanya perempuan itu dengan bingung. Apakah mereka kerasukan setan?
" Jadi kamu Miquel?," tanya Kartinieza dengan bengong dan berbinar-binar. Ia terlalu polos untukku,"-Kartinieza.
" Kalian enggak ngapa-ngapain kan di kamar?," tanya Kamillareza dengan nyengir. Yazah yang mendengarnya langsung mengatakan, " ku pecahkan kepalamu jika perlu ". Dia memang menyeramkan.
" Ohh, enggak. Hal itu akan membuat kami berdua dosa. Dan saya tidak mungkin melakukan hal itu pada seorang Luminosa," jawab Miquel dengan sopan. Kartinieza yang melihatnya tambah meleleh - ini anak kenapa sih.
" Kalian ngapain baca buku ini?," tanya Yazah dengan menunjukkan cover buku tersebut. Miquel ikut melihat covernya dan sempat terkejut sedikit.
" Ada apa Miquel?," tanya Yazah dengan meliriknya. " Tidak, tidak apa apa nona Yazah," ucapnya dengan bergetar. Bohong. Dia berbohong. Matanya berbohong. Dia pasti tahu sesuatu tentang ini.
Miquel membisikkan sesuatu di telinga Yazah. " Saya akan beritahu hal itu nanti,". Yazah yang mendengarnya hanya tersenyum dan melanjutkan membaca isi buku tersebut.
Komentar
Posting Komentar