The Vintage Book Chapter 2 : Note to Myself part. 12

     " Kenapa kamu mendekati East Luminosa? Untuk apa?," tanyanya dengan judes binti kalem (?) Ia mengajak Miquel untuk duduk di salah satu kursi restoran.

     Ia menarik kursi dan mendudukinya dengan menatap mata Miquel yang berwarna hijau itu. Miquel yang melihatnya hanya ikut duduk dan menghela nafas.

     " Kenapa kamu mendekati Yazah? Untuk memanfaatkannya? Jangan kau pikir ia bisa dibodohi dengan hal semacam itu!," ucapnya dengan menggebu-gebu dan wajah yang tambah merah menahan amarahnya. Kalau saja ia tidak menahannya, mungkin sudah ada ribuan orang yang tewas.

     " Saya pikir nona Yazah lebih baik dari anda. Jadi, saya mencoba untuk berteman dengannya. Ini kali pertama saya berteman dengan Luminosa perempuan," ucapnya dengan tenang dan menggenggam tangannya sendiri. Kamillareza yang melihatnya mati kutu.

     " Hei, aku ini bisa lebih baik dari East ya! Kamu ini jangan membeda-bedakan kami berempat," ucap Kamillareza yang jengkel kuadrat karena mendengar kata bahwa Yazah lebih baik dari dirinya.

     " Saya tidak membeda-bedakan antara anda dengan para Luminosa yang lain. Akan selalu begitu jika anda melihat dalam kotak," ucapnya dengan tersenyum. Kamillareza yang mendengarnya tersentak dan sempat diam. Itu adalah kata-katanya.

     " Berarti kamu mau memanfaatkan temanku kan??," tanyanya dengan sedikit berteriak. Hampir ada beberapa orang yang mendengarnya.

     "Saya tidak mungkin memanfaatkan nona Yazah. Menurut nona South Luminosa, untuk siapa saya memanfaatkan Nona East Luminosa? OH?," ucapnya dengan pergi dari tempatnya dan berjalan ke lift. Kamillareza sempat mencegatnya dan bertanya sesuatu.

     " Apakah kamu menyukai East?," tanya Kamillareza untuk yang terakhir sebelum mereka berpisah. Miquel hanya tersenyum padanya dan mengatakan " biarlah waktu yang menjawab ". Dan pintu lift tertutup.

     Kamillareza yang mendengarnya tampak tak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Miquel. Miquel percaya kalau OH itu ada, tapi, apakah ia anggota OH? Mengapa ia mendekati Yazah? Untuk apa?

     Atau mungkin, ia jatuh cinta dengan Yazah? Karena apa? Kekuatannya? Keturunan Raja?

     Iapun memikirkan hal itu terus-menerus hingga sampai di lantai 3. Ketika pintu lift terbuka, ia melihat Kartinieza yang sedang memegangi cermin di atas wastafel tempat ia cuci tadi.

     " Hei, kamu cari apaan?," tanya Kamillareza yang menepuk punggung Kartinieza. Ia langsung melompat kaget setengah mati dan menoleh pada Kamillareza.

     " Ihh, kamu mah ngagetin aja," ucap Kartinieza dengan spontan dan membuka-buka meja tersebut. Ia sepertinya sedang mencari sesuatu.

     Kamillareza menanyakan hal itu dan Kartinieza menanyakan padanya apakah ia melihat sesuatu disitu. Kamillareza hanya menggeleng dan langsung masuk kamar.

     " psst.. hei, sudah?," ucap seseorang di kejauhan. Kamillareza sempat mendengarnya namun ia abaikan. Ia sudah ngantuk dan ingin pergi tidur.

     Suaranya mirip orang yang melewatiku di perpustakaan tadi. Apa mungkin dia?

     " Hei, South! Lama sekali kamu nyuci piringnya. Jangan-jangan nyari cowo ganteng lagi," celetuk Mazah yang disusul dengan gaya tertawa Mazah dan Yazah. Kamillareza langsung menyela.

     " Tidak, tidak, tidak!! Aku hanya tertarik dengan cermin yang ada di wastafel ya!," ucapnya dengan sembarang. Tapi, ia tidak mencari laki-laki tampan untuk saat ini.

     Duo Azah itu hanya tertawa dan saling tos. Sepertinya mereka bahagia.

     " Oke, aku akan melanjutkan membaca buku konspirasi itu. Jangan ganggu aku," ucapnya dengan nada yang judes lagi. Ia langsung mengambil buku bercover hitam tersebut dari tasnya  Ia membuka halaman terakhir yang ia baca.

     " Oy, aku ingin bertanya. Ada orang yang suka sama kalian enggak?," tanya Yazah dengan berseri-seri abis ketiban emas. Mazah mendelik tak percaya pada Yazah.

     " Sejak kapan kamu kepikiran hal seperti itu?," tanya Mazah dengan kaget. Dia-Dia-tidak-mungkin-menanyakan-hal-itu-apakah-dia-kebaperan.

     " Oh, hanya kepikiran saja. Memangnya kenapa?," tanya Yazah dengan bahagia. Kamillareza mungkin berpikir kalau dia- si East Luminosa yang baru "kencan" dengan East Miquel yang mencurigakan-sudah gila tingkat dewa.

     " Kamu ini sedang jatuh cinta ya?," tanya Kamillareza dengan menutup bukunya dan duduk di depan Yazah. Yazah hanya diam membeku dan tidak menjawab pertanyaan Kamillareza.

     " Kamu menyukai Miquel kan?," tanya Kamillareza dengan tatapan mata yang berbinar-binar. Yazah menggelengkan kepalanya dan ia mengatakan kalau ia hanya teman Miquel dan tidak mungkin ia langsung memiliki perasaan suka.

     Kamillareza tidak percaya jawaban Yazah. Ia terus memaksa Yazah dengan pertanyaan sepele tersebut. Mazah hanya menontonnya sembari membaca buku konspirasi OH itu. Sepertinya ia mulai menyukai buku tersebut daripada ber-selfie ria.

     " Aku hanya ingin mengingatkan saja, kalau kamu jatuh cinta, bersiaplah untuk resikonya," ucap Kamillareza dengan gaya film romantis - hih, dia kan ngomongnya sama cewe :'v.

     Lalu, ia pergi ke kasur dan tak lupa melanjutkan membaca buku konspirasinya. Mazah yang bingung mau ngapain akhirnya mengajak Yazah untuk belajar untuk besok. Pelajaran matematika, tentu saja Mazah tidak mau belajar matematika. Menurutnya, angka dan huruf itu menari-nari di dalam kepalanya dan membuat dia gila karena ditambahkan bumbu kuadrat, √ab, dan sebagainya. Intinya, kepala dia mau meledak.

     Yazah mempelajari seni budaya. Besok, mereka akan mendapat jam kosong karena pelajaran seni budaya sudah selesai materi nya. Untungnya, Yazah sudah berlatih untuk melukis ribuan kali. Jadi, lukisannya pasti bagus.

     " Kalian mau gambar apa buat seni budaya nanti?," tanya Yazah yang sudah mulai melukis di atas kertas lukis - kanvas terlalu besar dan ia malas membawanya, ribet lagi kalau dibawa kemana-mana.

     " Sepertinya, aku akan mengambil aliran naturalisme. Atau apa ya? Sepertinya naturalisme saja," ucapnya dengan bingung. Sedangkan Mazah pun sepikiran dengan Kamillareza. Mereka menanyakan aliran Yazah.

     " Kurasa, aku akan menggambar abstrak. Aku sudah biasa menggambar abstrak," jawab Yazah dengan tenang. Mereka berdua yang mendengarnya kaget setengah mati. Menurut banyak orang, aliran abstrak sungguh sulit sekali. Dari segi gambar, komposisi, ekspresi, makna.

     " Pantas saja kamu bisa si cap duo jenius," celetuk Kamillareza dengan bertepuk tangan. Mazah hanya ikut bertepuk tangan dengannya dan bengong-ia masih bengong dari tadi.

     " Hei, kamu juga di cap duo jenius bersamaku," protes Yazah dengan menyilangkan tangannya. Kamillareza hanya tersenyum dan tertawa. Ho ho ho.

     " Apakah nyonya CL II akan mengajar sejarah besok?," tanya Kamillareza dengan menyenggol Yazah. Yazah meliriknya dan mengangkat bahu.

     " Kau tahu, aku bukan Tuhan," jawab Yazah yang langsung tidur di kasurnya. Ia sudah mengantuk dan malas melanjutkan lukisannya yang berantakan tapi memiliki makna. Sebelumnya sih, ia sudah cuci-cuci.

     " Yah, dia benar. Dia bukan Tuhan. Tapi, banyak yang bilang kalau kita bisa menguasai Dunia UnderEarth, kita juga bisa menguasai Bumi seutuhnya. Tapi, aku tidak berminat. Aku belum setua itu untuk menguasai dunia," ucapnya yang ikut pergi ke kasusnya sendiri dan memeluk guling sebagai temannya.

     " Ah, kalian mah malah pada tidur duluan," ucapnya dengan menghela nafas. Ia sendirian di kamar itu yang masih terbangun.

     Ia teringat kalau Kartinieza belum masuk ke kamar, jadi, ia mencarinya keluar.

     Ia melihat Kartinieza mengobrol dengan seseorang. Suaranya berat. Mungkin ia laki-laki, tidak terlalu kelihatan dari tempat Mazah berdiri. Namun, terlihat kalau Kartinieza sepertinya akrab dengan anak itu.

     " Hei! North! Sudah belum??," tanya Mazah dengan berteriak. Suaranya seperti bergema di lorong itu. Kartinieza menoleh dan langsung berpamitan pada orang itu dan pergi ke kamar.

     " lama banget sih, kamu ngapain aja?," tanya Mazah dengan jengkel. Ia sudah sangat-sangat-sangat-sangat jengkel sepertinya.

     " Itu tadi ada orang yang menanyakan hal sepele. Sudahlah, aku ngantuk, ingin tidur, dah," ucap Kartinieza dengan singkat, padat, jelas. Sepertinya. Mazahpun ikut tidur ke kasurnya dan langsung tertidur dia.

     " Aku tahu kamu masih bangun South," ucap Kartinieza dengan melihat ke tubuh Kamillareza dan menatapnya saat mata Kamillareza terbuka. Ia hanya diam seribu bahasa. Lama sekali mereka bertatap mata.

     " Ahh!! SETAAANN!!!," teriak Kamillareza dengan keras. Ia yang berteriak langsung jatuh ke bawah. Sakitnya minta ampun. Ia mengelus-ngelus kepalanya yang terkena lantai.

     " HAHAHAHA!!!," Kartinieza tertawa dengan keras seperti teriakan Kamillareza tadi. Ia sepertinya puas saat melihat temannya itu jatuh dari kasur. Kamillareza yang mendengarnya tertawa langsung protes.

     " Heh, jangan tertawakan aku! Sakit tau!," ucap Kamillareza dengan marah. Ia sangat-sangat marah kali ini. Kartinieza yang mengerti langsung pura-pura tidur.

     " Dia berpura-pura selama ini," ucap Yazah yang sedang mengigau. Kamillareza langsung bertanya-tanya. Mimpi apalagi dia?

     " Dia sengaja..,"
     " Distrik Utara,"
     " Duryodana,"

     " Miquel," ucapnya Kamillareza berbarengan dengan Yazah. Kartinieza tidak mendengar karena Kamillareza menggunakan volume kecil-sangat kecil. Kamillareza menatap wajah Yazah dengan bingung.

     Kamu ini siapa? Miquel siapa? Kenapa hal yang kamu mimpikan bisa terjadi?

     " South..," ucap Yazah yang masih mengigau. Kamillareza yang belum tertidur menjawabnya walaupun sebenarnya Yazah tidak sadar.

     " Miquel itu.. para tara," ucapnya menyambungkan kalimat tak rampung itu. Kamillareza yang mendengarnya kaget.

     Para Tara? Apa itu?

     " South," ucap Yazah dengan melirik ke mata Kamillareza. Ia terbangun dan mengucek matanya dengan tangan kirinya.

   " Ya?," tanya Kamillareza dengan tersenyum. Ia masih berpikir tentang temannya sendiri. Yazah adalah Luminosa sekaligus keturunan Atlantis. Dan Miquel, siapa dia? Informasi tentangnya sangat sedikit. Dan juga, kenapa ia percaya OH itu ada? Kenapa dia mendekati Yazah? Siapa sebenarnya dia?

     " Aku juga bingung. Siapa Miquel. Tapi, sepertinya aku membuat kesalahan terbesar dalam hidupku," ucap Yazah seolah-olah ia tahu apa yang sedang Kamillareza pikirkan.

     Kamillareza yang mendengarnya hanya diam. Diam seribu bahasa, lalu bertanya.

     " Jika kamu pikir kesalahan terbesarku membunuh orang, tidak. Aku tidak pernah melakukannya.
     Aku-Aku-jatuh cinta seperti dia yang mencintaiku," ucapnya dengan terbata-bata. Ia menerawang jauh seolah-olah mengingat kembali memori yang sempat terlupakan olehnya.

     " Biarlah waktu yang menjawab," ucapnya melanjutkan tidur. Kamillareza yang mendengarnya tersenyum. Kata-kata Yazah itu, adalah kata-kata kejujuran setelah sekian lama tidak ia katakan. 

     " Kamu ini bodoh ya. Kalau suka Miquel bilang saja," celetuk Mazah yang dari tadi mendengarkan percakapan mereka berdua. Sayangnya, ia dikacangi karena mereka sudah tertidur. Padahal, bukan itu yang dimaksud Yazah.

     " Kacang mahal," ucapnya dengan jengkel dan melanjutkan mimpinya.

     Ahh kenapa aku dikacangi lagi -_- author, kemana kauuu

Komentar