The Vintage Book Chapter 1 : It's only Dreams part 1
THE VINTAGE BOOK
CHAPTER 1
IT'S ONLY DREAMS
PART 1
East, West dan North sedang berjalan di atas trotoar sembari bercanda ria. Mereka bertiga layaknya adik kakak yang suka bercanda. Penuh harmoni. Siapa sih yang tidak mau keluarga mereka harmonis.
Saat bertemu lampu merah, mereka bertiga melihat teman East di dekat palang penghalang jalan. Sepertinya, jalan itu ditutup tanpa alasan. East, West, North mendekati teman East tersebut.
Ternyata ada Akesh dan Anandswarup, teman sekelas mereka bertiga disana. West dan North mengobrol dengan mereka, sedangkan, East mengobrol dengan temannya yang bernama Easnie dan Nadeeragh. Yang membuat East bete, Easnie menitipkan sepatunya pada East. East hanya mengiyakannya dan membawa sepatu Easnie dengan menjinjingnya dengan tangan kirinya dan berpamitan pada mereka berdua, karena ia akan pergi. Entahlah, tidak diketahui kemana East akan pergi.
Akesh dan Anandswarup ikut dengan rombongan East dan berjalan kebawah melewati trotoar - lagi. East yang berjalan dibelakang North dan West yang sedang mengobrol dengan Anandswarup asik melihat-lihat pemandangan kota. Banyak kendaraan lewat tidak membuat jalan raya ini macet. Lancar jaya.
Sedangkan, Akesh yang berjalan disebelah East hanya melirik East dan tersenyum ketika East meliriknya juga. Tak disangka, tiba-tiba saja Akesh memegang tangan East seperti orang yang sedang pacaran - mereka enggak pacaran, status masih digantung (enggak deng :v). Tentu saja East kaget, tapi ia hanya diam saja.
" Tanganmu dingin, kenapa?," tanya East dengan melihat Akesh yang hanya meliriknya dengan sinis - anak ini memang sinis tatapannya. " Ya, enggak apa-apa. Kenapa?," tanyanya dengan senyam-senyum kepada East. " Kenapa pegang tangan aku segala sih?," tanya East lagi dengan jengkel - wajahnya memerah. Akesh hanya menjawab bahwa tangan East hangat. " ya terserah," jawab East mengakhiri percakapan mereka berdua sembari memegang tangan Akesh.
" Oy, makan dulu yuk," ajak North kepada teman-temannya. Mereka mengangguk berbarengan.
Mereka mencari kursi dan melihat menu makanannya. East yang masih memegang tangan Akesh melepaskan tangannya karena teman sekelas mereka berdua lewat.
Bodohnya, Akesh sempat bertanya hal bodoh. " Kenapa dilepas East?,". East hanya menjawab kalau ada temannya tadi yang lewat. Akesh mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
"East," ucapnya dengan tatapan sinis - lagi. East hanya meliriknya dan berisyarat ada apa. Mungkin, memang sifat alamiah manusia yang suka ga modal atau bagaimana. " East, bawa pulpen dua enggak?," tanyanya dengan senyum. Ada maunya ini anak. Ga modalnya kambuh.
Buat apa, jawaban East dengan nada yang berbeda. " buat aku pinjam, supaya kita dekat terus," ucapnya dengan tertawa. East hanya tersenyum tipis dan mengambil pulpen berwarna emasnya. " Gombalnya bagus ya," jawab East dengan majas ironisme. Yang jurusan bahasa Indonesia pasti tahu.
East~
East~
East~
BANGUN WOY EAST!!!!! SUDAH PAGI, WAKTUNYA PERGI KE SEKOLAH!!!!!
Sepertinya East pernah mendengar suara itu. Suara yang ia kenal sekali. Suara yang mengganggu tiap Pagi hari Sekolah. Suara yang.. yang..
" EAST SUDAH JAM 6 NANTI KAMU TELAT!!!!!," teriak South dengan keras seperti toa sekolah. East bangun dari tidurnya dan kaget setengah mati. Jam 6? Apakah benar sekarang jam 6?
East melirik ke jam kamarnya dan melihat jarum panjang berada di angka 12 dan jarum pendeknya..
" JAM 4??? WOY INI MASIH KEPAGIAN, MASIH PADA TIDUR IYA KAN??!!! SUDAH AH, AKU MAU TIDUR. DADAH," dan,East tidur kembali dengan gampang. Terlihat sekali kalau ia masih ngantuk.
Lah, East, tadi kamu mengigau ngomong sendiri, aku kira kamu kesurupan, jadinya aku bangunin. Ternyata enggak kesurupan. Baguslah," ucap South di dalam hati dan melanjutkan tidurnya. Dan mereka bangun sesuai waktunya dan datang sesuai jamnya.
~●~
" East, tadi kamu mimpi apa sih, sampe mengigau enggak jelas seperti sedang kesurupan," celetuk South saat pelajaran sejarah. Pelajaran Sejarah kali ini diajari oleh Bu G. Urui Peso, guru yang sangat baik, suka memakai lipstik berwarna merah, ciri khas beliau. Cara mengajar beliau membuat para murid mencintainya dengan tulus.
" Hah? Tadi aku mengigau ? Enggak kerasa tuh. Tadi aku mimpi. Mimpinya itu nyesek banget," East membuka cerita mimpinya dengan sedih. South yang kebingungan menanyakan mengapa ia merasa nyesek.
" Jadi, tadi pagi aku mimpi tentang Akesh, laki-laki di kelas kita. Itu tuh," tunjuk East menggunakan jempolnya. Budaya mengajarkan, kalau kita ingin menunjuk, pakailah ibu jari. Bukan memakai ibu-ibu ya.
" Wah? Benarkah? Pantesan nyesek. Emang ngapain aja?," tanyanya dengan penasaran. East menceritakan kembali isi mimpinya tanpa ditambah-tambah. South ber ooh ria sembari mengangguk-angguk tanda ia mengerti.
" Pantas saja kamu merasa nyesek. Sudah dipegang tangannya gitu," ucap South dengan nada yang 'haduh kasian nih anak di phpin mimpinya sendiri'. Tapi, East tidak membenarkan opini South tersebut.
" Yang bikin nyesek aku itu, bukan pegangan tangan. Yang bikin nyesek itu, aku pinjamkan pulpen kesayanganku pada Akesh. Padahal pulpen itu pulpen kesayanganku. Ini nih," diangkatnya pulpen tersebut ke hadapan South. South hanya memasang wajah yang ambigu. Antara harus tertawa dan jengkel karena plot twist yang dibuat East.
" Iyalah terserah East. Fokus aja sama pelajaran," balasnya dengan kembali fokus pada hologram yang ada di depan.
Pelajaran Sejarah hari ini sangat spesial, karena membahas tentang perang saudara di wilayah Tenggara, dan ditambah efek hologram yang sangat nyata tapi tidak nyata.
" siapa disini yang berasal dari Tenggara?," tanya Bu Urui sembari membaca nama-nama anak kelas ini.
" Southeast Dasa, Southeast Desember, Southeast Aishwarya, Southeast Akasha," sebut bu Urui dengan acak dari bawah. Mereka yang disebut, mengangkat tangannya.
" Silahkan kalian kedepan dan ceritakan satu sejarah tentang Tenggara. Dimulai dari Dasa. Silahkan maju," ucapnya dengan mempersilahkan salah satu muridnya maju dan menceritakan daerah asalnya.
" Beberapa ratus tahun yang lalu, ketika kerajaanlah yang menguasai lautan dan kekayaan alam, banyak penderitaan dan ketidakadilan di wilayah itu, Tenggara.
Meletuslah perang saudara karena salah satu kubu menginginkan perdamaian dan keadilan.
Dunia, nama pemimpin mereka yang berperang melawan orang-orang kerajaan. " Dasa terdiam dan kemudian mengatakan bahwa ia tidak bisa melanjutkan kisahnya karena ia merasa bahwa ia tidak mampu menceritakannya.
Bu Urui mengiyakannya dan menutup pelajaran di kelas karena kelas hari ini sudah selesai. Beliau mengatakan, hari ini ada rapat antar guru, jadi, mereka langsung diliburkan. Sorak gembira menghias seisi kelas dan teman-teman sekelas merayakannya dengan makan bersama di kantin sekolah. East yang kebetulan lapar juga akan pergi ke kantin.
Tak lupa, ia mengajak South untuk makan bersama. " South, makan yuk di kantin. Aku mau beli baso," ucap East dengan mengajak South. Namun, South menolaknya. Ia mengatakan kalau ia akan pergi ke asrama bersama North dan West. East hanya mengiyakan dan langsung pergi ke kantin tanpa diundang.
" Bu, basonya satu mangkok ya, buat saya. Sambalnya dibanyakkin, terima kasih," ucap East sembari mencari tempat duduk yang nyaman dan membuka sebuah buku.
" South enggak ikut kesini tho East? Tumben." Ucap tukang baso tempat langganan South tersebut. East menggelengkan kepalanya dan melanjutkan membaca bukunya.
" Oy, East, makan disini juga," tanya North dan West yang mungkin sama laparnya dengan East. " South kemana? Bukannya tadi ikut kalian pergi ke asrama? Bukannya tadi kalian mau pergi ke asrama? Kenapa kesini?," tanya East dengan panjang lebar.
North dan West yang kebingungan hanya ber hah hah tanda kalau mereka tidak pergi ke asrama.
" Kata siapa kita mau ke asrama?," tanya West dengan kebingungan. Tentu saja East menjawab South.
" Kita enggak bilang tuh," ucap mereka berdua berbarengan.
Diantarkanlah baso pesanan mereka ke meja mereka dan mereka mulai makan.
Sepertinya South sedang asyik membaca buku ya? Atau ia sedang melatih keistimewaannya itu? Tidak mungkin. Dimana dia melakukannya?," galau hati seorang East sambil memakan basonya yang dipotong kecil-kecil hingga menyerupai atom - tidak mungkinlah.
Ketika mereka bertiga asyik makan, tiba-tiba saja Dasa menghampiri mereka dan berkata pada East.
" South baik-baik saja kan?," tanyanya dan dengan cepat meninggalkan meja mereka. Dia itu bertanya atau apa? Sembur mereka di dalam hati masing-masing.
" Tumben ya, Dasa menanyakan keadaan South. Apakah ia menyukai South?," tanya North dengan bertanya-tanya dan menghabiskan minumnya yang tinggal separuh itu.
East dan West menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dan mereka menghabiskan makan dan minumnya. Setelah itu, mereka pergi ke asrama. Tidak lupa, East membawa bukunya yang ia baca tadi.
" Itu buku apa East?," tanya North dengan kepo. East hanya mendiamkannya dan pura-pura tidak mendengar apa yang baru saja North katakan padanya.
Asrama terlihat ramai karena sekolah diliburkan. Sudah pasti, ada yang sedang menggosipkan sesuatu. Apakah orang-orang itu tidak punya kerjaan lain? Entahlah.
Mereka bertiga berjalan menuju kamarnya dan menemukan South yang tiba-tiba seperti menyembunyikan sesuatu. Mungkin sebuah buku?
" Maaf ganggu South, aku mau tidur dulu. Nanti malam aku belajar. Hehe" ucap East dengan cengengesan dan langsung beranjak ke kasurnya. Tak lupa mengganti pakaian dan menggosok gigi.
Yang lain, melakukan kegiatannya masing-masing. North chatting dengan temannya dari pulau lain, West berfoto ria - ia suka sekali berfoto -, dan South melanjutkan membaca buku.
Yah, mungkin itu yang diingat oleh East saat itu.
Satude, 12 Novimbina 3k16
Komentar
Posting Komentar